Senin, 16 Mei 2011

MOTIVASI UNTUK SABAR

MOTIVASI UNTUK SABAR
Oleh Ustadz Abu Rosyid Ash-Shinkuan



Ayat-ayat Al Qur'an tentang Sabar 
Allah Ta'ala berfirman: 
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (QS.Ali 'Imraan: 200) 
Dan Allah Ta'ala berfirman: 
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS.Al-Baqarah: 155)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS.Az-Zumar: 10)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS.Asy-Syuuraa: 43)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS.Al-Baqarah: 153)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kalian." (QS.Muhammad: 31)
Dan ayat-ayat yang memerintahkan sabar dan menerangkan keutamaannya sangat banyak dan dikenal. 

Pengertian dan Jenis-jenis Sabar 
Ash-Shabr (sabar) secara bahasa artinya al-habsu (menahan), dan diantara yang menunjukkan pengertiannya secara bahasa adalah ucapan: "qutila shabran" yaitu dia terbunuh dalam keadaan ditahan dan ditawan. Sedangkan secara syari'at adalah menahan diri atas tiga perkara: yang pertama: (sabar) dalam mentaati Allah, yang kedua: (sabar) dari hal-hal yang Allah haramkan, dan yang ketiga: (sabar) terhadap taqdir Allah yang menyakitkan. 
Inilah macam-macam sabar yang telah disebutkan oleh para 'ulama. Jenis sabar yang pertama, yaitu hendaknya manusia bersabar terhadap ketaatan kepada Allah, karena sesungguhnya ketaatan itu adalah sesuatu yang berat bagi jiwa dan sulit bagi manusia. Memang demikianlah kadang-kadang ketaatan itu menjadi berat atas badan sehingga seseorang merasakan adanya sesuatu dari kelemahan dan keletihan ketika melaksanakannya. Demikian juga padanya ada masyaqqah (sesuatu yang berat) dari sisi harta seperti masalah zakat dan masalah haji. 
Yang penting, bahwasanya ketaatan-ketaatan itu padanya ada sesuatu dari masyaqqah bagi jiwa dan badan, sehingga butuh kepada kesabaran dan kesiapan menanggung bebannya, Allah berfirman: 
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung." (QS.Ali 'Imraan: 200) 
Allah juga berfirman 
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya." (QS.Thaha: 132) 
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur'an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu." (QS.Al-Insan: 23-24) 
Ayat ini menerangkan tentang sabar dalam melaksanakan perintah-perintah, karena sesungguhnya Al-Qur`an itu turun kepadanya agar beliau (Rasulullah) menyampaikannya (kepada manusia), maka jadilah beliau orang yang diperintahkan untuk bersabar dalam melaksanakan ketaatan. 
Dan Allah Ta'ala berfirman: 
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya." (QS.Al-Kahfi: 28) 
Ini adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah. 
Jenis sabar yang kedua, yaitu bersabar dari hal-hal yang Allah haramkan sehingga seseorang menahan jiwanya dari apa-apa yang Allah haramkan kepadanya, karena sesungguhnya jiwa yang cenderung kepada kejelekan itu akan menyeru kepada kejelekan, maka manusia perlu untuk mengekang dan mengendalikan dirinya, seperti berdusta, menipu dalam bermuamalah, memakan harta dengan cara yang bathil, dengan riba dan yang lainnya, berbuat zina, minum khamr, mencuri dan lain-lainnya dari kemaksiatan-kemaksiatan yang sangat banyak. 
Maka kita harus menahan diri kita dari hal-hal tadi jangan sampai mengerjakannya dan ini tentunya perlu kesabaran dan butuh pengendalian jiwa dan hawa nafsu. 
Diantara contoh dari jenis sabar yang kedua ini adalah sabarnya Nabi Yusuf 'alaihis salaam dari ajakan istrinya Al-'Aziiz (raja Mesir) ketika dia mengajak (zina) kepadanya di tempat milik dia, yang padanya ada kemuliaan dan kekuatan serta kekuasaan atas Nabi Yusuf, dan bersamaan dengan itu Nabi Yusuf bersabar dan berkata: 
"Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." (QS.Yusuf: 33) 
Maka ini adalah kesabaran dari kemaksiatan kepada Allah. 
Jenis sabar yang ketiga, yaitu sabar terhadap taqdir Allah yang menyakitkan (menurut pandangan manusia). 
Karena sesungguhnya taqdir Allah 'Azza wa Jalla terhadap manusia itu ada yang bersifat menyenangkan dan ada yang bersifat menyakitkan. 
Taqdir yang bersifat menyenangkan; maka butuh rasa syukur, sedangkan syukur itu sendiri termasuk dari ketaatan, sehingga sabar baginya termasuk dari jenis yang pertama (yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah). Adapun taqdir yang bersifat menyakitkan; yaitu yang tidak menyenangkan manusia, seperti seseorang yang diuji pada badannya dengan adanya rasa sakit atau yang lainnya, diuji pada hartanya –yaitu kehilangan harta-, diuji pada keluarganya dengan kehilangan salah seorang keluarganya ataupun yang lainnya dan diuji di masyarakatnya dengan difitnah, direndahkan ataupun yang sejenisnya. 
Yang penting bahwasanya macam-macam ujian itu sangat banyak yang butuh akan adanya kesabaran dan kesiapan menanggung bebannya, maka seseorang harus menahan jiwanya dari apa-apa yang diharamkan kepadanya dari menampakkan keluh kesah dengan lisan atau dengan hati atau dengan anggota badan. 
Allah berfirman: 
"Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu." (QS.Al-Insan: 24) 
Maka masuk dalam ayat ini yaitu hukum Allah yang bersifat taqdir. 
Dan diantara ayat yang menjelaskan jenis sabar ini adalah firman Allah: 
"Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka." (QS.Al-Ahqaf: 35) 
Ayat ini menerangkan tentang kesabaran para rasul dalam menyampaikan risalah dan dalam menghadapi gangguan kaumnya. 
Dan juga diantara jenis sabar ini adalah ucapan Rasulullah kepada utusan salah seorang putri beliau: 
"Perintahkanlah kepadanya, hendaklah bersabar dan mengharap pahala kepada Allah (dalam menghadapi musibah tersebut)." (HR.Bukhariy dan Muslim) 

Keadaan Manusia Ketika Menghadapi Musibah 
Sesungguhnya manusia di dalam menghadapi dan menyelesaikan musibah ada empat keadaan: 
Keadaan pertama: marah 
Keadaan kedua: bersabar 
Keadaan ketiga: ridha 
Keadaan keempat: bersyukur. 
Inilah empat keadaan manusia ketika ditimpa suatu musibah. 
Adapun keadaan pertama: yaitu marah baik dengan hatinya, lisannya ataupun anggota badannya. 
Adapun marah dengan hatinya yaitu dalam hatinya ada sesuatu terhadap Rabbnya dari kemarahan, perasaan jelek atau buruk sangka kepada Allah - dan kita berlindung kepada Allah dari hal ini- dan yang sejenisnya bahkan dia merasakan bahwa seakan-akan Allah telah menzhaliminya dengan musibah ini. 
Adapun dengan lisan, seperti menyeru dengan kecelakaan dan kebinasaan, seperti mengatakan: "Duhai celaka, duhai binasa!", atau dengan mencela masa (waktu), yang berarti dia menyakiti Allah 'Azza wa Jalla dan yang sejenisnya. 
Adapun marah dengan anggota badan seperti menampar pipinya, memukul kepalanya, menjambak rambutnya atau merobek bajunya dan yang sejenis dengan ini. 
Inilah keadaan orang yang marah yang merupakan keadaannya orang-orang yang berkeluh kesah yang mereka ini diharamkan dari pahala dan tidak akan selamat (terbebas) dari musibah bahkan mereka ini mendapat dosa, maka jadilah mereka orang-orang yang mendapatkan dua musibah: musibah dalam agama dengan marah dan musibah dalam masalah dunia dengan mendapatkan apa-apa yang tidak menyenangkan. 
Adapun keadaan kedua: yaitu bersabar terhadap musibah dengan menahan dirinya (dari hal-hal yang diharamkan), dalam keadaan dia membenci musibah dan tidak menyukainya dan tidak menyukai musibah itu terjadi akan tetapi dia bersabar (menahan) dirinya sehingga tidak keluar dari lisannya sesuatu yang dibenci Allah dan tidak melakukan dengan anggota badannya sesuatu yang dimurkai Allah serta tidak ada dalam hatinya sesuatu (berprasangka buruk) kepada Allah selama-lamanya, dia tetap bersabar walaupun tidak menyukai musibah tersebut. 
Adapun keadaan ketiga: yaitu ridha, di mana keadaan seseorang yang ridha itu adalah dadanya lapang dengan musibah ini dan ridha dengannya dengan ridha yang sempurna dan seakan-akan dia tidak terkena musibah tersebut. 
Adapun keadaan keempat: bersyukur, yaitu dia bersyukur kepada Allah atas musibah tersebut, dan adalah keadaannya Rasulullah apabila melihat sesuatu yang tidak disukainya, beliau mengatakan: 
"Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan." 
Maka dia bersyukur kepada Allah dari sisi bahwasanya Allah akan memberikan kepadanya pahala terhadap musibah ini lebih banyak dari apa-apa yang menimpanya. 
Dan karena inilah disebutkan dari sebagian ahli ibadah bahwasanya jarinya terluka lalu dia memuji Allah terhadap musibah tersebut, maka orang-orang berkata: "Bagaimana engkau memuji Allah dalam keadaan tanganmu terluka?" Maka dia menjawab: "Sesungguhnya manisnya pahala dari musibah ini telah menjadikanku lupa terhadap pahitnya rasa sakitnya." 

Tingkatan Sabar 
Sabar itu ada tiga macam, yang paling tingginya adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, kemudian sabar dalam meninggalkan kemaksiatan kepada Allah, kemudian sabar terhadap taqdir Allah. Dan susunan ini ditinjau dari sisi sabar itu sendiri bukan dari sisi orang yang melaksanakan kesabaran, karena kadang-kadang sabar terhadap maksiat lebih berat bagi seseorang daripada sabar terhadap ketaatan, apabila seseorang diuji contohnya dengan seorang wanita yang cantik yang mengajaknya berbuat zina di tempat yang sunyi yang tidak ada yang melihatnya kecuali Allah, dalam keadan dia adalah seorang pemuda yang mempunyai syahwat (yang tinggi), maka sabar dari maksiat seperti ini lebih berat bagi jiwa. Bahkan kadang-kadang seseorang melakukan shalat seratus raka'at itu lebih ringan daripada menghindari maksiat seperti ini. 
Dan terkadang seseorang ditimpa suatu musibah, yang kesabarannya dalam menghadapi musibah ini lebih berat daripada melaksanakan suatu ketaatan, seperti seseorang kehilangan kerabatnya atau temannya ataupun istrinya. Maka engkau akan dapati orang ini berusaha untuk sabar terhadap musibah ini sebagai suatu kesulitan yang besar. 
Akan tetapi ditinjau dari kesabaran itu sendiri maka tingkatan sabar yang tertinggi adalah sabar dalam ketaatan, karena mengandung ilzaaman (keharusan) dan fi'lan (perbuatan). Maka shalat itu mengharuskan dirimu lalu kamu shalat, demikian pula shaum dan haji… Maka padanya ada keharusan, perbuatan dan gerakan yang padanya terdapat satu macam dari kepayahan dan keletihan. 
Kemudian tingkatan kedua adalah sabar dari kemaksiatan karena padanya hanya ada penahanan diri yakni keharusan bagi jiwa untuk meninggalkannya. 
Adapun tingkatan ketiga, sabar terhadap taqdir, maka sebabnya bukanlah dari usaha seorang hamba, maka hal ini bukanlah melakukan sesuatu ataupun meninggalkan sesuatu, akan tetapi semata-mata dari taqdir Allah. Allahlah yang memberi taufiq. 

(Diringkas dari Al-Qaulul Mufiid dan Syarh Riyaadhush Shaalihiin) 

(Sumber: Bulletin Al Wala' wa Bara', Edisi ke-5 Tahun ke-3/24 Desember 2004 M/12 Dzul Qo'dah 1425 H. Judul asli Sabar, Suatu Kemestian. Diterbitkan Yayasan Forum Dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah Bandung)

Minggu, 15 Mei 2011

MENJAMAK SHALAT KARENA MACET

MENJAMAK SHALAT KARENA MACET

Oleh Asy-Syaikh Abdullah Al Bukhari


Pertanyaan ; Kami tinggal di kota besar yang (lalu lintasnya) senantiasa padat, terkadang seseorang terjebak dalam kemacetan selama berjam-jam sampai keluar waktu shalat, maka apa yang harus ia lakukan? Dan jika ia memperkirakan bahwa kemacetan tersebut akan panjang, bolehkah baginya menjama' dua shalat dengan jama' taqdim?

Jawab; Pada asalnya semua shalat itu dikerjakan pada waktunya, Allah SWT berfirman:

إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا" (النساء – 103)"

"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman". (Qs. An-Nisa'; 103) maka yang wajib shalat-shalat tersebut dilakukan pada waktunya seperti yang disyariatkan.

Disini penanya mengatakan bahwa ia tinggal di kota besar yang selalu macet yang seseorang terkadang berada dalam kemacetan berjam-jam lamanya hingga keluar waktu shalat. Ia tidak boleh untuk tetap didalam mobil, sepertinya yang dimaksud si penanya apabila ia tetap didalam mobil, yaitu (hukumnya) tidak boleh baginya untuk tetap di dalam mobil sampai keluar waktu shalat, shalat-shalat tersebut harus dilakukan pada waktunya sebagaimana ayat yang telah kami sebutkan tadi.

Maka apabila terjadi kondisi seperti ini dengan artian ia tetap didalam mobil sampai hampir keluar waktu shalat maka ia harus shalat pada waktunya agar tidak keluar waktu shalat, akan tetapi apakah ia melakukan shalat di dalam mobil atau diluar? Saya jawab, yang benar, jika ia mampu untuk mengerjakan shalat yang diwajibkan di luar mobil dengan menghadap kiblat maka inilah yang wajib ia kerjakan. Dan apabila ia tidak mampu dalam artian kepadatan tersebut (antara kendaraan) menempel rapat (sampai-sampai) ia tidak mampu untuk keluar dan tidak mendapatkan tempat untuk shalat, melakukan ruku' atau sujud maka jawaban kami untuk keadaan seperti ini adalah, boleh baginya melakukan shalat di atas kendaraannya yakni mobilnya dan disyaratkan baginya menghadap kiblat ketika memulai takbir, kemudian (menyempurnakan –ed) shalatnya kemana pun arah kendaraannya. Maka ruku'nya dengan merunduk dan sujudnya lebih rendah lagi, berdasarkan hadits Ya'la bin Murrah riwayat Al Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan yang lainnya, bahwa Ya'la pernah bersama Nabi SAW di tempat yang sempit lalu datanglah awan dan tanah pun basah, kemudian tiba waktu shalat, lalu nabi memerintahkan muadzin untuk mengumandangkan adzan, maka ia mengumandangkan adzan dan iqamah dan nabi pun shalat di atas kendaraanya. Ya'la berkata: "Beliau (shalat dengan –ed) merunduk dan sujudnya lebih rendah dari ruku'nya.

Pada hadist ini tidak didapatkan nabi menghadap kiblat, diantara ahlul ilmi ada yang menshahihkannya dan berpendapat dengan hadits ini, diantara mereka yang berpendapat dengan hadits ini adalah Al Imam Ahmad rahimahullah, Ishaq bin Rahawaih dan selainnya dari kalangan ulama. Dan diantara yang menshahihkannya dan mengatakan sanadnya baik adalah Al Imam An-Nawawi dan yang lainnya dan sebagian ahlul ilmi berpendapat akan lemahnya hadits ini diantara mereka adalah Al-Baihaqi. Karena itu mereka tidak mengambil hadist ini. Yang kami maksudkan adalah hendaknya ia mengerjakan sebagaimana yang terdapat didalam hadits Ya'la ini, dan saya katakan: "menghadap kiblat " hal ini adalah sebagai kehatian-hatian. Dan saya katakan ini sebagai bentuk kehati-hatian, hendaknya ia menghadap kiblat, walaupun hadits Ya'la dan yang lainnya menerangkan nabi tidak menghadap kiblat yakni tidak ada nas yang menyatakan nabi menghadap kiblat. Jika orang tersebut shalat dalam keadaan ini, maka boleh agar tidak sampai keluar waktu shalat. Tetapi kalau ia mendapatkan tempat shalat di luar mobil ia bisa shalat, ruku' dan sujud di situ maka inilah yang lebih utama dan inilah yang harus ia kerjakan.

Adapun ucapan si penanya jika ia merasa bahwa kemacetan akan lama, apakah ia boleh menjama' dua shalat secara jama' taqdim? (Perkaranya) tidak demikian, karena urusan ini kembalinya bukan kepada perasaan, dalam hal ini ada waktu-waktu yang dibatasi oleh syari'at, waktu-waktu tersebut ada awal dan ada akhirnya dengan kata lain ada waktu yang luas dan ada waktu yang sempit, maka dalam kondisi ini ia melihat antara dua waktu ini, seperti yang terdapat dalam hadits Jibril: "Diantara dua waktu ini adalah waktu-waktu shalat, diantara dua waktu ini adalah waktu-waktu shalat". Jibril shalat bersama nabi SAW sekali diawal waktu dan sekali diakhir waktu setiap shalat, kemudian berkata: "Diantara dua waktu ini adalah waktu-waktu shalat". Seperti yang datang dalam hadist yang shahih Maka perkaranya tidak kembali kepada perasaan, akan tetapi waktu-waktu (yang membatasinya) apakah ia mengetahui waktu shalat (atau tidak). Dan waktu-waktu tersebut diketahui apakah dengan cara-cara syar'i atau dengan jam dan diantaranya ada yang diketahui dengan perkiraan. Maka ia berupaya untuk shalat pada waktunya. Kondisi ini bagaimanapun bukan udzur yang membolehkan seseorang untuk menjama' shalat. Sebagaimana yang kalian ketahui jama' secara terus menerus bukan termasuk sunnah Rasulullah SAW. Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dari hadits Ibnu Abbas beliau SAW pernah mengerjakannya (jama') tanpa sebab rasa takut atau hujan. Ibnu Abbas RA berkata tatkala ditanya (akan hal ini): "Beliau SAW tidak ingin memberatkan umatnya" artinya bahwa hal ini (jama' –ed) boleh dikerjakan sewaktu-waktu yakni jika seseorang membutuhkannya seperi kalau sedang sakit, lelah atau ada penghalang. Adapun keluar untuk urusan-urusan dan kebutuhan (sehari-hari –ed), hal ini berlangsung terus menerus, bukankah begitu ? Dan ini akan terus berulang, saya khawatir (apabila ia menjama' dalam kondisi seperti ini –ed) ia akan mengambil keleluasaan tersebut dan mengulang-ulanginya padahal perbuatan ini bukan sunnah baginya.

Sumber :
rec tanyajawab dgn Asy-Syaikh Abdullah Al Bukhari

Sabtu, 14 Mei 2011

Sikap Seorang Muslim Terhadap Hari Raya Orang-Orang Kafir


Sikap Seorang Muslim Terhadap Hari Raya Orang-Orang Kafir
Penulis: Redaksi Assalafy.org 
Penulis :Asy Syaikh Soleh Al Fauzan

Di negeri kaum muslimin tak terkecuali negeri kita ini, momentum hari raya biasanya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh orang-orang kafir (dalam hal ini kaum Nashrani) untuk menggugah bahkan menggugat tenggang rasa atau toleransi –ala mereka- terhadap kaum muslimin. Seiring dengan itu, slogan-slogan manis seperti: menebarkan kasih sayang, kebersamaan ataupun kemanusiaan sengaja mereka suguhkan sehingga sebagian kaum muslimin yang lemah iman dan jiwanya menjadi buta terhadap makar jahat dan kedengkian mereka.
Maskot yang bernama Santa Claus ternyata cukup mewakili “kedigdayaan” mereka untuk meredam militansi kaum muslimin atau paling tidak melupakan prinsip Al Bara’ (permusuhan atau kebencian) kepada mereka. Sebuah prinsip yang pernah diajarkan Allah dan Rasul-Nya .

HARI RAYA ORANG-ORANG KAFIR IDENTIK DENGAN AGAMA MEREKA
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Bahwasanya hari-hari raya itu merupakan bagian dari lingkup syariat, ajaran dan ibadah….seperti halnya kiblat, shalat dan puasa. Maka tidak ada bedanya antara menyepakati mereka didalam hari raya mereka dengan menyepakati mereka didalam segenap ajaran mereka….bahkan hari-hari raya itu merupakan salah satu ciri khas yang membedakan antara syariat-syariat (agama) yang ada. Juga (hari raya) itu merupakan salah satu syiar yang paling mencolok.” (Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal. 292)

SETIAP UMAT BERAGAMA MEMILIKI HARI RAYA
Perkara ini disitir oleh Allah didalam firman-Nya (artinya): “Untuk setiap umat (beragama) Kami jadikan sebuah syariat dan ajaran”. (Al Maidah: 48). Bahkan dengan tegas Rasulullah bersabda:
فَإِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيْداً وَإِنَّ هَذَا لَعِيْدُناَ
“Sesungguhnya bagi setiap kaum (beragama) itu memiliki hari raya, sedangkan ini (Iedul Fithri atau Iedul Adha) adalah hari raya kita.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Akan tetapi muncul sebuah permasalahan tatkala kita mengingat bahwa orang-orang kafir (dalam hal ini kaum Nashrani) telah mengubah-ubah kitab Injil mereka sehingga sangatlah diragukan bahwa hari raya mereka yaitu Natal merupakan ajaran Nabi Isa ?. Kalaupun toh, Natal tersebut merupakan ajaran beliau, maka sesungguhnya hari raya tersebut -demikian pula seluruh hari raya orang-orang kafir- telah dihapus dengan hari raya Iedul Fithri dan Iedul Adha. Rasulullah bersabda:
إِنَّ اللهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْراً مِنْهُمَا: يَوْمَ اْلأَضْحَى وَ يَوْمَ الْفِطْرِ
“Sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya (dua hari raya Jahiliyah ketika itu-pent) dengan hari raya yang lebih baik yaitu: Iedul Adha dan Iedul Fithri.” (H.R Abu Daud dengan sanad shahih)

SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP HARI RAYA ORANG-ORANG KAFIR
Menanggapi upaya-upaya yang keras dari orang-orang kafir didalam meredam dan menggugurkan prinsip Al Bara’ melalui hari raya mereka, maka sangatlah mendesak untuk setiap muslim mengetahui dan memahami perkara-perkara berikut ini:
1. Tidak Menghadiri Hari Raya Mereka
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata: “Berbaurnya kaum muslimin dengan selain muslimin dalam acara hari raya mereka adalah haram. Sebab, dalam perbuatan tersebut mengandung unsur tolong menolong dalam hal perbuatan dosa dan permusuhan. Padahal Allah berfirman (artinya): “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kalian tolong menolong didalam dosa dan pelanggaran.” (Al Maidah:2)…..Oleh karena itu para ulama mengatakan bahwa kaum muslimin tidak boleh ikut bersama orang-orang kafir dalam acara hari raya mereka karena hal itu menunjukan persetujuan dan keridhaan terhadap agama mereka yang batil.” (Disarikan dari majalah Asy Syariah no.10 hal.8-9)
Berkaitan dengan poin yang pertama ini, tidak sedikit dari para ulama ketika membawakan firman Allah yang menceritakan tentang sifat-sifat Ibadurrahman (artinya): “(Yaitu) orang-orang yang tidak menghadiri kedustaan.” (Al Furqan:73), mereka menafsirkan “kedustaan” tersebut dengan hari-hari raya kaum musyrikin (Tafsir Ibnu Jarir…/….)
Lebih parah lagi apabila seorang muslim bersedia menghadiri acara tersebut di gereja atau tempat-tempat ibadah mereka. Rasulullah mengecam perbuatan ini dengan sabdanya:
وَلاَ تَدْخُلُوْا عَلىَ الْمُشْرِكيْنَ فِيْ كَناَئِسِهِمْ وَمَعاَبِدِهِمْ فَإِنَّ السُّخْطَةَ تَنْـزِلُ عَلَيْهِمْ
“Dan janganlah kalian menemui orang-orang musyrikin di gereja-gereja atau tempat-tempat ibadah mereka, karena kemurkaan Allah akan menimpa mereka.” (H.R Al Baihaqi dengan sanad shahih)
2. Tidak Memberikan Ucapan Selamat Hari Raya
Didalam salah satu fatwanya, beliau (Asy Syaikh Ibnu Utsaimin) mengatakan bahwa memberikan ucapan selamat hari raya Natal kepada kaum Nashrani dan selainnya dari hari-hari raya orang kafir adalah haram. Keharaman tersebut disebabkan adanya unsur keridhaan dan persetujuan terhadap syiar kekufuran mereka, walaupun pada dasarnya tidak ada keridhaan terhadap kekufuran itu sendiri. Beliau pun membawakan ayat yaitu (artinya): “Bila kalian kufur maka sesungguhnya Allah tidak butuh kepada kalian. Dia tidak ridha adanya kekufuran pada hamba-hamba-Nya. (Namun) bila kalian bersyukur maka Dia ridha kepada kalian.” (Az Zumar:7). Juga firman-Nya (yang artinya): “Pada hari ini, Aku telah sempurnakan agama ini kepada kalian, Aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan Aku ridhai Islam menjadi agama kalian.” (Al Maidah:3)
Beliau juga menambahkan bahwa bila mereka sendiri yang mengucapkan selamat hari raya tersebut kepada kita maka kita tidak boleh membalasnya karena memang bukan hari raya kita. Demikian pula, hal tersebut disebabkan hari raya mereka ini bukanlah hari raya yang diridhai Allah karena memang sebuah bentuk bid’ah dalam agama asli mereka. Atau kalau memang disyariatkan, maka hal itu telah dihapus dengan datangnya agama Islam.” (Majmu’uts Tsamin juz 3 dan Al Muntaqa min Fatawa Asy Syaikh Shalih Al Fauzan 1/255)
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa orang yang mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir pada hari raya mereka, kalaupun dia ini selamat dari kekufuran maka dia pasti terjatuh kepada keharaman. Keadaan dia ini seperti halnya mengucapkan selamat atas sujud mereka kepada salib. (Ahkamu Ahlidz Dzimmah)
3. Tidak Tukar Menukar Hadiah Pada Hari Raya Mereka
Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Telah sampai kepada kami (berita) tentang sebagian orang yang tidak mengerti dan lemah agamanya, bahwa mereka saling menukar hadiah pada hari raya Nashrani. Ini adalah haram dan tidak boleh dilakukan. Sebab, dalam (perbuatan) tersebut mengandung unsur keridhaan kepada kekufuran dan agama mereka. Kita mengadukan (hal ini) kepada Allah.” (At Ta’liq ‘Ala Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal. 277)
4. Tidak Menjual Sesuatu Untuk Keperluan Hari Raya Mereka
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menegaskan bahwa seorang muslim yang menjual barang dagangannya untuk membantu kebutuhan hari raya orang-orang kafir baik berupa makanan, pakaian atau selainnya maka ini merupakan bentuk pertolongan untuk mensukseskan acara tersebut. (Perbuatan) ini dilarang atas dasar suatu kaidah yaitu: Tidak boleh menjual air anggur atau air buah kepada orang-orang kafir untuk dijadikan minuman keras (khamr). Demikian halnya, tidak boleh menjual senjata kepada mereka untuk memerangi seorang muslim. (Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal.325)
5. Tidak Melakukan Aktivitas-Aktivitas Tertentu Yang Menyerupai Orang-Orang Kafir Pada Hari Raya Mereka
Didalam fatwanya, Asy Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan: “Dan demikian pula diharamkan bagi kaum muslimin untuk meniru orang-orang kafir pada hari raya tersebut dengan mengadakan perayaan-perayaan khusus, tukar menukar hadiah, pembagian permen (secara gratis), membuat makanan khusus, libur kerja dan semacamnya. Hal ini berdasarkan ucapan Nabi :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut.” (H.R Abu Daud dengan sanad hasan). (Majmu’uts Tsamin juz 3)

DOSAKAH BILA MELAKUKAN HAL ITU DALAM RANGKA MUDAHANAH (BASA BASI)?
Selanjutnya didalam fatwa itu juga, beliau mengatakan: “Dan barangsiapa melakukan salah satu dari perbuatan tadi (dalam fatwa tersebut tanpa disertakan no 1,3 dan 4-pent) maka dia telah berbuat dosa, baik dia lakukan dalam rangka bermudahanah, mencari keridhaan, malu hati atau selainnya. Sebab, hal itu termasuk bermudahanah dalam beragama, menguatkan mental dan kebanggaan orang-orang kafir dalam beragama.” (Majmu’uts Tsamin juz 3)
Sedangkan mudahanah didalam beragama itu sendiri dilarang oleh Allah . Allah berfirman (artinya): “Mereka (orang-orang kafir) menginginkan supaya kamu bermudahanah kepada mereka lalu mereka pun bermudahanah pula kepadamu.” (Al Qalam:9)

ORANG-ORANG KAFIR BERGEMBIRA BILA KAUM MUSLIMIN IKUT BERPARTISIPASI DALAM HARI RAYA MEREKA
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Oleh karena itu, orang-orang kafir sangat bergembira dengan partisipasinya kaum muslimin dalam sebagian perkara (agama) mereka. Mereka sangat senang walaupun harus mengeluarkan harta yang berlimpah untuk itu.” (Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal.39).

BOLEHKAH SEORANG MUSLIM IKUT MERAYAKAN TAHUN BARU DAN HARI KASIH SAYANG (VALENTINE’S DAY)?
Para ulama yang tergabung dalam Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al Ilmiyah Wal Ifta’ (Komite Tetap Kajian Ilmiah Dan Fatwa) Arab Saudi dalam fatwanya no.21203 tertanggal 22 Dzul Qa’dah 1420 menyatakan bahwa perayaan-perayaan selain Iedul Fithri dan Iedul Adha baik yang berkaitan dengan sejarah seseorang, kelompok manusia, peristiwa atau makna-makna tertentu adalah perayaan-perayaan bid’ah. Tidak boleh bagi kaum muslimin untuk berpartisipasi apapun didalamnya.
Didalam fatwa itu juga dinyatakan bahwa hari Kasih Sayang (Valentine’s Day)- yang jatuh setiap tanggal 14 Pebruari- merupakan salah satu hari raya para penyembah berhala dari kalangan Nashrani.
Adapun Asy Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah (salah satu anggota komite tersebut) menyatakan bahwa penanggalan Miladi/Masehi itu merupakan suatu simbol keagamaan mereka. Sebab, simbol tersebut menunjukan adanya pengagungan terhadap kelahiran Al Masih (Nabi Isa ?) dan juga adanya perayaan pada setiap awal tahunnya. (Al Muntaqa min Fatawa Asy Syaikh Shalih Al Fauzan 1/257). Wallahu A’lam.

(Sumber : http://www.assalafy.org/mahad/?p=89)

Panduan Sebelum Beli Honda CBR250R 2011



honda cbr250r euro 09 460x306 Panduan Sebelum Beli Honda CBR250R 2011
JAKARTA (dp) — Debut dunia All New Honda CBR250R di Thailand, Rabu (27/10) ini, telah mengguncang jagad sport bike. Di Indonesia getaran kehadiran CBR250R juga terasa. Dapurpacu.com yang menjadi media pertama menulis laporan peluncuran CBR250R bahkan diberondong berbagai pertanyaan dari pembaca.
Setelah peluncuran di Bangkok yang berlangsung pukul 13:00, secara berturut-turut Dapurpacu.com menerima siaran berita dari Honda Jepang dan Honda Eropa di hari yang sama. Tidak seperti yang diberikan Honda Jepang, release yang disampaikan Honda Eropa jauh lebih rinci.
Berikut isi ringkasan siaran berita all new Honda CBR250R versi Honda Eropa:

Pengenalan

Konsep ingin merasakan sensasi mengendarai sepeda motor besar dan lebih besar lagi kini mulai terasakan. Untuk beberapa dekade, tenaga, mesin kapasitas besar, mengubah motor kecil jadi besar, atau semua hal yang bertujuan untuk peningkatan performa, seakan telah menjadi kebanggan di jalan raya.
Sayangnya, saat ini jalan raya begitu sibuk, harga bahan bakar lebih mahal, dan isyu lingkungan semakin santer. Karena itulah, diperlukan sebuah terobosan, di mana mesin dibuat menjadi lebih rendah dan hemat bahan bakar ketimbang model-model sebelumnya.
Selama bertahun-tahun sepeda motor model CBR, dalam berbagai ukuran mesin, telah mendorong bagaimana seharusnya motor sport dibuat. Di tengah dinamika Supersport yang terus berkembang, namun fleksibilitas dan aksesibilitas masih mengalami kendala, keluarga CBR telah konsisten menjalani konsep yang dibutuhkan pasar dan kemudahan penggunaan.
Sekarang untuk tahun 2011, CBR250R muncul dengan menawarkan mesin berkapasitas 250cc. Seperti model-model CBR sebelumnya, CBR250R tetap mengedepankan kualitas performa, dinamika kendali yang mudah dan tak tertandingi.
Hasilnya adalah sebuah mesin fleksibel yang dapat mengambil tugas apapun, di tengah kemampuannya memberikan kesenangan berkendara. Dengan mesin ringan dan sangat efisien satu-silinder, chassis canggih, dan desain menyolok, CBR250R dibuat untuk memikat semua biker.
Setiap orang, mulai dari yang membutuhkan waktu, biaya, gaya, serta berfikir tentang kemudahan dikendarai akan ditarik motor sport yang memiliki mesin bertenaga dan chassis cerdas ini.

Konsep Pengembangan

Bobot yang superingan, dimensi yang tidak terlalu besar sehingga mudah dilihat, telah dipertimbangkan di semua pasar yang akan menjadi kunci CBR250R. Ketika pengendara modern mengharapkan keuntungan pada biaya operasional yang rendah, efisiensi penggunaan bahan bakar dan pengendalian mudah, umumnya mereka tidak mau mengorbankan kecanggihan serta daya pikat seperti yang dimiliki motor-motor besar.
Karena kondisi tersebut, kini pasar banyak meminta sepeda motor berkapasitas mesin 250cc. Dengan penampilan dan gengsi yang serupa dengan motor besar, CBR250R tidak kalah dengan aksi motor yang lebih besar namun mahal dan tidak ekonomis.
CBR250R edisi terbaru 2011 merupakan jawaban dari permintaan pasar di seluruh dunia. Sementara kebanyakan kelas 250 mengusung mesin dua-silinder, CBR250R justru muncul dengan kekuatan satu-silinder berpendingin cair dengan kapasitas 249,4cc. Mesin ini 4-katup DOHC ini sangat efisien karena ikut mengusung teknologi suplai bahan bakar ijeksi PGM-FI.
Mesin satu-silinder dibuat agar motor penggerak ini menjadi lebih ringan, lebih padat, lebih efisien dalam penyaluran tenaga, serta untuk menghasilkan torsi yang maksimal.
CBR250R juga menawarkan sebuah keseimbangan tinggi, sehingga layak untuk penggunaan santai harian serta kecepatan tinggi. Dan yang pasti, CBR250R telah menjadi motor paling irit di kelas 250cc.

Fitur Utama

» Mesin bertenaga dengan pendingin cair 249,4cc, satu-silinder dual overhead camshaft (DOHC), 4-katup untuk torsi yang kuat dan akselerasi yang mantap.
» Sistem injeksi bahan bakar canggih PGM-FI untuk resposifitas terukur dan ekonomis.
» Rangka baja model berlian tiang ganda dengan fork telescopic 37mm dan Pro-Link Monoshock pada suspensi belakang bertujuan untuk kemantapan kendali dan peningkatan kualitas pengendaraan.
» Bergaya penuh dengan fairing lengkap.
» Instrumen dijital multi-fungsi termasuk speedometer, tachometer, display temperatur mesin, indikator bensin multi-segment, dan odometer/trip meter.

Desain Ergonomis

Posisi Duduk Terbaik

Posisi duduk CBR250R merupakan kebutuhan yang fundamental guna fleksibilitas, memastikan kenyamanan, dan kemudahan kontrol yang tidak membebani tangan. Dirancang dengan ketinggian kursi 784mm, kondisi ini menempatkan pengendara berperawakan apapun akan langsung terasa nyaman. Bahkan pengendara bertubuh pendek tak perlu khawatir saat ingin menginjak permukaan jalan.
Dengan konsep ini CBR250R akan meningkatkan kepercayaan diri pengguna, kendati sedang diterpa kemacetan atau lalu lintas kota yang sibuk.
Posisi stang dan footstep (pijakan kaki) dirancang agar sesuai dengan penempatan jok, sehingga menghasilkan posisi mengendara sporty, serta memudahkan kendali dan perasaan menyatu dengan motor. Pada saat yang sama, pergerakkan pengendara juga tidakakan dibatasi oleh apapun.
Selain itu, konsep duduk terbaik CBR250R memungkinkan pengendara menikmati perjaanan panjang dan tak perlu khawatir kehilangan konsentrasi akibat kelelahan.

Posisi Manuver

Dengan bobot hanya 162kg, motor terbaru ini memiliki kemantapan ketika bermanuver karena keseimbangan chassis yang sempurna. Dan faktanya, ketika CBR250R melesat maka dia akan menjadi lebih ringan.

Dibalut Full-fairing

Kunci untuk berkendara nyaman di perjalanan panjang berkecepatan tinggi telah disediakan CBR250R dengan fasilitas full-fairing serta windscreen yang mampu mengurangi tekanan angin dalam berbagai kondisi cuaca. Fairing CBR250R juga didesain agar bisa memberi kontribusi kemudahan penggunaan, mengurangi tingkat kelelahan, dan membantu peningkatan konsentrasi berkendara.

Instrumen Digital Canggih

CBR250R menyediakan instrumen dijital multi-fungsi yang canggih dan ergonomis. Semua informasi yang dibutuhkan pengendara tersedia pada fitur ini. Untuk melihat hanya dibutuhkan waktu sebentar, sehingga tidak perlu mengganggu konsentrasi. Kecepatan, putaran mesin (rpm), temperatur mesin, level BBM, waktu dan sebuah odometer/trip meter, semua tersedia secara jelas.

Kenyamanan Pebonceng

Dengan kemampuan membawa dua orang, CBR250R telah menjadi mesin pebonceng yang sangat sempurna. Sepasang grab rails pada buritan motor secara khusus didesain agar bisa digenggam saat pebonceng menggunakan bersarung tangan, sekaligus memastikan dia pada titik teraman.
Sementara itu, di bawah bangku pebonceng tersedia sebuah tempat penyimpan yang sangat praktis yang dapat memuat toolkit, jas hujan, atau kunci pengaman tambahan.

Gaya

Terlalu banyak biker yang perlu bergaya untuk bisa tampil berbeda dengan tunggangannya. Namun bila dengan CBR250R mereka tak perlu melakukan hal itu. Dalam desainnya CBR250R yang mengaplikasi gaya Supersport sudah begitu bergaya. Dilihat dari samping, garis fairing memperihatkan tarikan naik ke buritan.
Tarikan garis tersebut merupakan refleksi dari unsur dinamis dan kecanggihan. Dia juga mengomunikasikan sebagai mesin dengan dua personalitas, yaitu motor berkapasitas kecil penuh daya tarik dan praktis untuk berbagai penggunaan.

Mesin

Desain Mesin Baru Bertenaga dan Efisien

Jantung mekanis CBR250R satu-silinder berpendingin cair sepenuhnya dibangun dari baru. Berbekal 4-katup dengan dual overhead camshaft (DOHC), mesin baru ini dibuat untuk fokus menciptakan efisiensi dan ledakan torsi.
Dengan mengurangi pergesekan internal sekecil mungkin, mesin CBR250R mampu menciptakan performa dan hemat bahan bakar. Tenaga yang dihasilkan mesin itu mencapai 19.42kW (25,7hp) pada 8.500rpm, sedangkan torsi mencapai 22,9Nm pada putaran mesin yang sangat rendah.
Lewat performa tersebut, ditambah bobot yang ringan, CBR250R lahir sebagai motor dengan akselerasi tercepat di kelasnya, baik ketika posisi start maupun di setiap perpindahan percepatan. Dengan kata lain, CBR250R akan berbicara banyak di tengah kota.

Konfigurasi Satu-silinder

Ketika banyak pesaing memanfaatkan multi-silinder, CBR250R menerapkan satu-silinder. Hal ini justru memberikan banyak keuntungan baginya. Pasalnya, dengan begitu CBR250R telah meminimalisir terjadinya pergerakkan komponen-komponen di dalam mesin.
Kondisi ini menciptakan penghematan bahan bakar, dan menghemat uang pemilik untuk membeli pompa bensin. Mekanisme yang simpel ini juga menekan biaya pemeliharaan–salah satu yang selalu menjadi perhatian para pemilik sepeda motor.
Mesin dengan satu-silinder juga lebih padat, sehingga menjadi lebih ringan ketimbang mesin-mesin multi-silinder yang dimiliki para pesaing. Terakhir, karena secara fisik mesin ini berukuran kecil, membuat penempatannya menjadi sempurna di atas chassis. Hal ini telah membuat distribusi bobot depan/belakang lebih ideal dan meningkatkan kesetabilan yang baik.

PGM-FI

Seperti semua mesin di keluarga CBR, CBR250R dibekali teknologi terkini dari Honda, yaitu PGM-FI, sebuah sistem injeksi bahan bakar dengan kontrol elektronik. Ditemani sistem ECU (Electronic Control Unit), sistem pengapian menjadi lebih terukur karena bisa diatur sesuai jumlah pasokan bahan bakar yang masuk.
Sementara guna menjamin penghematan biaya perawatan, CBR250R menempatkan saringan bahan bakar eksternal agar sistem PGM-FI bisa bertahan jauh lebih lama.

Transmisi 6-Speed

Layaknya keuntungan yang diberikan mesin performa dan fleksibel, CBR250R mengusung sistem transmisi 6-speed agar tercipta pekerjaan yang ringan pada setiap kecepatan. Sistem transmisi enam rasio ini sanggup memberikan tenaga optimum saat berakselerasi dan menyalurkan tenaga lembut, serta efisiensi yang tinggi.

Keandalan Penuh dan Biaya Operasional Rendah

Mesin satu-silinder membutuhkan biaya perawatan yang sangat rendah dan irit bahan bakar. Untuk mencapai jarak 27 km hanya dibutuhkan bensin 1 liter (model pengendaraan normal). Dengan kata lain, 13 liter bensin yang diisi pada tangki CBR250R mampu membawa motor ini menjelajah hingga 344 km.
Prestasi ini membuat CBR250R menjadi yang terbaik di kelasnya dalam urusan penghematan bahan bakar. Apalagi CBR250R juga melakukan beberapa hal penting, yaitu piston dan connection-rod telah dibuat seringan mungkin, gesekan cincin piston direndahkan, dan penggunaan busi iridium.
Hadirnya, sistem pendinginan cair tentulah membuat temperatur mesin CBR250R semakin mudah terjaga, dan dapat dikondisikan dalam berbagai iklim di dunia.

Exhaust Sangat Bersih

CBR250R didukung teknologi terbaru pada aspek exhaust dan katalitik guna mencapai meisi rendah.Tiga metal katalik konverter sanggup menekan tingkat hidrokarbon, karbon monoksida, dan nitro oksida sekecil mungkin. sementara sensor oksigen di dalam exhaust yang terjalin dengan ECU akan meningkatkan daya tekan emisi, sekaligus memastikan tingkat pembakaran di ruang mesin.

Chassis

Chassis Kaku-Ringan

Mesin CBR250R ditempatkan di antara rangka baja tiang ganda model berlian. Konfigurasi rangka CBR250R begitu ringan, sehingga memberi kontribusi pada bobot keseluruhan motor yang ringan. Namun di sisi lain, rangka ini juga sangat kuat dan berplatform kaku guna menopang sistem suspensi depan dan belakang.
Kekuatan ini menjadi kunci untuk stabilitas, kecepatan, dan keseimbangan CBR250R. Dengan kemantapan ini pula, CBR250R sempurna sebagai motor beridentitas sport atau harian. Bahkan kekuatan rangka di belakang juga difokuskan untuk mengantisipasi bobot pebonceng.

Sistem Suspensi Canggih

Prilaku suspensi menjadi sangat penting bagi CBR250R. Hebatnya, walau berteknologi maju, suspensi yang terpasang pada CBR250R tetap membuat harga motor ini tetap kompetitif.
CBR250R didukung fork damper hidrolik 37mm pada bagian depan dan Pro-Link Monoshock pada bagian belakang. Penggunaan sistem Monoshock ini telah memungkinkan dikontrolnya pergerakkan lengan ayun saat roda belakang bergerak ke atas dan ke bawah usai melalui jalan bergelombang.
Hasilnya, kualitas perjalanan dengan CBR250R akan terasa luar biasa dikombinasikan dengan ketenangan, sehingga keinginan untuk menantang jalan terbuka lebar.

Velg dan Ban Performa Tinggi

CBR250R memasang velg dan ban berukuran besar guna menjamin akurasi tingkat cengkraman. Pada bagian depan dibalut ban 110/70-MC17, sedangkan belakang 140/70-MC17. Ukuran ini mengindikasikan sebuah sport bike yang serius.

Peralatan Tambahan

» U-Lock: Didesain kusus untuk penempatan kunci pengaman tambahan di bawah bangku pebonceng.
» Tutup Bangku: Pembungkus bangku bergaya carbon-look di desain seirama dengan garis desain fairing CBR250R, menutup bangku penumpang ketika ingin melakukan pengendaraan tunggal. Dengan tambahan ini aksi CBR250R lebih agresif.
» Tas Bangku Belakang: kantong kursi belakang lebih lapang meningkatkan kepraktisan sehari-hari CBR250R.
» Tank Pad: Dirancang untuk melindungi cat tangki bahan bakar dari gesekan.
» Sticker Roda: Sticker untuk menambah aksi menjadi bagaikan Supersport.

SPESIFIKASI

Engine
TypeLiquid-cooled 4-stroke 4-valve DOHC single
Displacement249.4cm3
Bore x Stroke76 x 55mm
Compression Ratio10.7: 1
Max. Power Output19.42kW/8,500min-1 (95/1/EC)
Max. Torque22.9Nm/7,000min-1 (95/1/EC)
Fuel System
CarburationPGM-FI electronic fuel injection
Throttle Bore38mm
Fuel Tank Capacity13litres (including LCD-indicated reserve)
Fuel Consumption27km/l (76.2 mpg – WMTC mode*)
Electrical System
Ignition SystemComputer-controlled digital transistorised with electronic advance
StarterElectric
Battery Capacity12V/6AH
Drivetrain
ClutchWet, multi-plate with coil springs
Clutch OperationMechanical; cable-actuated
Transmission Type6-speed
Final DriveO-ring sealed chain
Frame
TypeDiamond; steel twin-spar
Chassis
Dimensions(LxWxH)2,030 x 709.5 x 1,127mm
Wheelbase1,369mm
Caster Angle25°
Trail95mm
Seat Height784mm
Ground Clearance148mm
Kerb Weight162kg
Suspension
TypeFront37mm telescopic fork, 130mm stroke
RearPro-Link Monoshock damper, 104mm axle travel
Wheels
Rim SizeFront17M/C x MT2.75
Rear17M/C x MT4
Tyre SizeFront110/70-17M/C ()
Rear140/70-17M/C ()
Brakes
TypeFront296 x 4.5mm hydraulic disc with dual-piston caliper and sintered metal pads
Rear220 x 5mm hydraulic disc with single-piston caliper and sintered metal pads
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...